JAKARTA, Teka-teki pembunuhan berantai yang terjadi di daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, sudah tersingkap.Lima bagian keluarga yang diketemukan terkapar lemas dalam suatu rumah kontrak daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, pada Kamis (12/1/2023) rupanya sisi dari gagasan pembunuhan berantai.Sesudah 1 minggu penyidikan, kasus ini rupanya bukan kejadian keracunan, tetapi sebuah kasus pembunuhan sulit dengan sistem eksekusi yang simpel, yakni meracun.
Lima bagian keluarga yang diracun itu ialah Ai Maimunah (40) dan NR (5) sejenis kelamin wanita; dan Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) sejenis kelamin lelaki.Aktornya juga rupanya sebagai gerombolan seri killer atau pembunuh merencanakan yang telah menghabiskan nyawa banyak korban.3 orang juga sekarang diputuskan terdakwa. Mereka ialah Wowon Erawan alias Accu, Solihin alias Dulah, dan Muhammad Dede Solehudin.Prihatinnya, aktor masih mempunyai jalinan kekeluargaan dengan beberapa korban. Kejadian sadis meracuni keluarga sendiri itu juga membuka tirai kejahatan mereka yang diletakkan bertahun-tahun.Tindakan Wowon tersingkap malah saat dia secara sampai hati membunuh dengan meracun istrinya sendiri dan anak. Waktu itu, masyarakat dikejuti dengan penemuan ada 5 orang yang tergeletak lemas di dalam rumah kontrakannya.Tiga salah satunya wafat. Mereka ialah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17). Ke-3 nya punyai pertalian sedarah sebagai ibu dan dua anak kandung.Ridwan dan Riswandi sebagai anak hasil pernikahan Ai Maimunah dengan bekas suami pertamanya. Korban selamat berinisial NR mendapatkan pengatasan khusus oleh Barisan Pelindungan Anak Dusun (KPAD).
Baca juga
Polisi akan mempelajari peluang ada TKW yang lain jadi korban Wowon cs
Pihak kepolisian Sebut Korban Mutilasi di Bekasi Diperiksa Sero Biomolekuler, Kesulitan Tinggi
Dalam pada itu, Muhammad Dede Solihin malah turut diputuskan sebagai terdakwa sesudah dramanya turut minum kopi tersingkap.Olah tempat peristiwa kasus (TKP) yang sudah dilakukan oleh polisi memberi panduan penting, yakni beberapa contoh baik itu makanan atau muntahan, sampai tersisa bakaran sampah.
"Hasil Labfor (laboratorium forensik), muntahan itu memiliki kandungan larutan pestisida, yang jika dimakan manusia, bisa akibatkan kematian," ungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kamis (19/1/2023).
Aktor pembunuhan itu ialah kepala keluarga sendiri namanya Wowon Erawan alias Accu, ditolong 2 orang dekatnya, yaitu Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.
Fadil mengutarakan, beberapa aktor sampai hati meracun keluarganya sendiri karena beberapa korban ketahui tindak pidana yang sudah dilakukan awalnya oleh aktor.
"Mereka lakukan rangkaian pembunuhan dengan pola janji-janji yang dibungkus dengan kekuatan supranatural, janjikan orang jadi sukses dan kaya," tutur Fadil.
Beberapa aktor juga cemas anak dan istrinya mengungkapkan pembunuhan dan penipuan yang sudah dilaksanakan. Oleh karenanya, ke-3 aktor sampai hati menghabiskan nyawa keluarganya sendiri.
Sesudah Wowon dan Solihin diamankan, pencarian malah makin berkembang. Aparatur mendapati bukti lain jika Wowon dkk sudah membunuh beberapa orang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Berdasar pencarian, ada empat korban yang lain sudah dibunuh oleh Wowon dkk. Ada tiga liang lahat korban sesudah team dari kedokteran forensik dan Labfor masuk ke Cianjur.Selanjutnya, Fadil menjelaskan jika ada satu rangka yang lain dibuang oleh terdakwa ke laut. Sementara, ada pula pernyataan terdakwa, satu rangka lain dalam penelusuran.Berdasar penyidikan sementara, korban pembunuhan berantai dari ke-3 terdakwa sampai sekarang ini sejumlah sembilan orang, yaitu 3 korban di Bekasi, 4 korban di Cianjur, 1 korban di Garut, dan 1 korban lain masih dicari.
Kepercayaan polisi atas 9 orang yang menjadi korban pembunuhan merencanakan Wowon dkk itu berdasar penemuan tiga lubang dari sisi rumah terdakwa Duloh atau Solihin.
Mereka terpendam di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Pada lubang pertama berisi rangka anak kecil diperhitungkan atas nama Bayu berumur 2 tahun.
Pada lubang ke-2 , diketemukan dua rangka tulang yang diketemukan pada sebuah lubang diperhitungkan atas nama Noneng dan Wiwin. Lubang ke-3 berisi rangka tulang yang diperhitungkan namanya Farida.Selainnya di Cianjur, aktor sempat juga lakukan tindakan pembunuhan berantai pada 2 orang dengan modus sama di daerah Garut, Jawa Barat.
Penyidik juga lakukan pencarian dan mendapati satu jasad yang terpendam. Sementara satu korban lain belumlah diketahui kehadirannya.Adapun rangkaian pembunuhan di Cianjur, Jawa Barat, didasari untuk kuras harta korbannya.
Beberapa terdakwa akui dapat membuat seseorang kaya dengan janji-janji yang dibungkus bumbu supranatural.
Menurut Fadil, Dullah atau Solihin dan Accu alias Wowon, menarasikan diri mereka sanggup tingkatkan kekayaan. Accu mencari korban."Sesudah bisa korban, diambil uangnya. Saat tidak sukses dan korban meminta janji, Accu melapor ke Dullah. Lalu, Dullah eksekusi dengan kasih minum toksin," ikatnya.Sementara untuk pembunuhan di Bantargebang, mereka membunuh keluarganya sendiri karena dipandang beresiko dan takut tindak pidananya tersingkap.
"Keluarga dekat dipandang beresiko karena mereka mengetahui aktor ini membunuh korban-korbannya lainnya," terang Fadil.Penyidikan pembunuhan berencana yang tersingkap di Bantargebang, Bekasi, tidak henti di situ. Masalahnya tidak tutup peluang ada korban yang lain belum tersingkap.Karena itu, Fadil minta jika ada bagian keluarga lenyap sesudah terkait dengan terdakwa dan belum kembali, keluarga dapat melapor ke Polda Metro Jaya.
"Buat kami kerjakan penyidikan sebagai data pembeda. Untuk yang punyai keluarga yang sempat terkait dengan Wowon, Solihin, dan Dede, kemungkinan dapat terkait dengan Polda Metro Jaya," papar Fadil.Direktur Reserse Kriminil Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, masih tetap ada pengakuan dari saksi yang memberikan laporan masih tetap ada orang lenyap.
"Dari beberapa saksi yang mengatakan, 'masih ada rekan kami belumlah jelas di mana'. Penyidikan belum selesai. Kami akan susuri korban penipuan dan lain orangnya berada di mana, apa di luar negeri atau di Indonesia," tutur Hengki.
Simak juga: Tersisa Bakaran Sampah dan Muntahan Jadi Panduan Ungkapkan Kasus Satu keluarga Keracunan di Bantargebang Bekasi
Disamping itu, Hengki menjelaskan team kepolisian masih tetap mempelajari apa masiha ada peluang jaringan atau mitra in crime lainnya dalam kasus pembunuhan merencanakan ini.
"Kami membuka posko di Cianjur nanti. Kami akan selidik sampai tuntas. Kami ditemani team pakar dan team psikologi forensik," papar dia.
sumber Kompas